Sekaa Teruna/Yowana Bermunculan di Badung

1 day ago 1
ARTICLE AD BOX
Dari 21 ogoh-ogoh ini kini bersiap untuk dilakukan penilaian lanjutan untuk meraih predikat terbaik dan juara. Namun, yang menarik ternyata jumlah sekaa teruna (yowana) baru di Gumi Keris terus bertambah. Catatan dari Dinas Kebudayaan (Disbud) Badung, dalam lima tahun terakhir ada 40 sekaa teruna (yowana) baru yang berparitipasi membuat ogoh-ogoh dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Caka 1947.

Kadisbud Badung I Gde Eka Sudarwitha menjelaskan peningkatan ini terjadi karena adanya kebijakan pemerintah daerah yang memberikan ruang bagi pemukiman baru untuk membentuk sekaa teruna (yowana). “Kami berikan ruang atas arahan pimpinan, jadi terhadap perumahan atau pemukiman baru yang sudah mengajukan diri ke lembaga suka duka atau ke lembaga banjar suka duka diberikan ruang dengan ketentuan ada bale suka duka, didukung dengan kepengurusan, kemudian ada anggotanya,” ujar Sudarwitha, Senin (10/3) siang. 

Dalam lima tahun terakhir, Sudarwitha menyebut terdapat penambahan sekitar 40 lebih sekaa teruna (yowana) baru, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk berkreativitas dalam pembuatan ogoh-ogoh. Mereka tersebar di berbagai wilayah Badung, seperti Badung Tengah, Badung Utara, Badung Selatan. Namun, di Badung Selatan yang mengalami peningkatan jumlah sekaa teruna (yowana) baru paling signifikan. 

“Secara umum dari 546 menjadi 594, segitu penambahannya selama lima tahun ini. Namun paling banyak di Badung Selatan. Karena paling tinggi sekali arus pendatang di Kuta Selatan dan adanya perumahan-perumahan baru dipemukiman itu,” jelas Sudarwitha.

Pemerintah Kabupaten Badung, lanjut mantan Camat Petang ini, memberikan dukungan dalam bentuk dana kreativitas yang setara dengan yang lainnya. Bantuan itu, kata Sudarwitha bertujuan untuk mendorong kreativitas dalam pembuatan ogoh-ogoh sebagai bagian dari perayaan pengerupukan, serta dalam berbagai ajang seni dan budaya seperti pentas kreatif saat perayaan hari ulang tahun sekaa teruna.

Meski sebagian besar sekaa teruna (yowana) baru mampu menghasilkan ogoh-ogoh berkualitas yang tidak kalah dengan banjar yang sudah lama berdiri, beberapa di antaranya menghadapi kendala organisasi, sehingga pengerjaan ogoh-ogoh belum selesai tepat waktu. Ada pula yang belum mengajukan dana kreativitas meskipun berhak mendapatkannya, kemungkinan karena kesibukan pengurus yang sedang kuliah atau alasan lainnya.

Terkait dengan jumlah dana yang diberikan, Sudarwitha menyebutkan bahwa bantuan yang diterima sekaa teruna (yowana) sebesar Rp 25 juta. Namun, pada praktiknya, banyak yang menghabiskan dana lebih besar dari jumlah tersebut, bahkan mencapai puluhan juta rupiah.
 
“Kalau ada ogoh-ogohnya belum selesai atau menurun kuailtasnya, kami hanya mengimbau karena itu merupakan cerminan dari pada kreativitas, cerminan dari kebersamaan dan olah rasa dan olah seni di internal mereka. Jadi kalau belum selesai, kebersamaan mereka perlu didorong lagi. Kreativitasnya perlu ditingkatkan lagi,” kata Sudarwitha.

Hingga saat ini, Dinas Kebudayaan Badung belum berencana mencabut dana kreativitas bagi sekaa teruna (yowana) yang mengalami kendala dalam pengerjaan ogoh-ogoh. Sebaliknya, pihaknya mengimbau agar dilakukan evaluasi internal agar kreativitas dan kebersamaan semakin meningkat. Bagi sekaa teruna (yowana) baru yang ingin bergabung dalam lomba ogoh-ogoh di tahun mendatang, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

“Kalau tahun depan ada sekaa teruna (yowana) baru dipersilahkan. Dengan catatan ada balai banjar suka duka, artinya ada wadahnya, bukan di gudang atau di garase.

Karena ini sebagai lambang pemersatu mereka. Mereka mendedikasikan diri, bersatu, di balai suka duka atau di bale banjar,” tegasnya.

Selain itu, sekaa teruna (yowana) harus memiliki kepengurusan dan anggota yang jelas. Hal ini karena pengesahannya langsung ke Dinas Kebudayaan. Dengan pengesahan tersebut, mereka diperbolehkan mengikuti lomba dan diharapkan tetap menjaga harmonisasi sosial dengan lingkungan sekitar. 7 ol3
Read Entire Article