ARTICLE AD BOX
Plt Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) I Made Rentin mengungkapkan proses serah terima bangunan dan fasilitas dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah (Bali) sudah masuk tahap akhir. Diharapkan pada akhir bulan Maret ini serah terima sudah bisa dilakukan.
Setidaknya ada tiga fasilitas atau infrastruktur yang dibangun di kawasan Tahura Ngurah Rai guna menyambut delegasi KTT G20 pada akhir tahun 2022 lalu. Wantilan dan fasilitas showcase mangrove di area Tanah Kilap (kawasan Pura Candi Narmada), dan taman wisata hutan mangrove yang berada di bagian timur area utama tersebut. Di dua kawasan tersebut sampai saat ini masih ditutup untuk publik. Satu proyek di kawasan Tahura lainnya, Embung Sanur yang berada di Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan sampai saat ini juga masih tertutup bagi publik.

Plt Kadishut dan LH Bali, I Made Rentin. –SURYADI
Proyek yang dikerjakan Kementerian PUPR itu memang rencananya akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Dua proyek di kawasan Tanah Kilap diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Bali, sementara Embung Sanur sudah ‘dipesan’ Pemerintah Kota Denpasar. “Sedang proses administrasi. Jika sudah final kami akan adakan launching di Tahura,” ujar Rentin kepada NusaBali, Senin (10/3).
Proses alih wewenang berjalan lebih dari dua tahun. Kontestasi Pemilu dan Pilkada yang menyebabkan tampuk kepemimpinan di daerah belum definitif diduga jadi salah satu penyebabnya. Kini, dengan sudah adanya Gubernur maupun Walikota definitif, proses serah terima infrastruktur KTT G20 seharusnya dapat segera dieksekusi.
Percepatan serah terima ini menjadi penting, mengingat fasilitas yang dibangun dengan dana mewah sekitar Rp500 miliar itu dapat segera dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Meski belum dapat memastikan, Rentin memperkirakan pada akhir Maret 2025 ini proses serah terima dapat diselesaikan. “Target untuk final serah terima dari BMN (Barang Milik Negara) ke BMD (Barang Milik Daerah) di akhir Maret 2025,” kata Rentin.
Pemprov Bali sendiri rencananya juga akan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada sebagai sumber baru Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kawasan hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai memang potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata alam. Apalagi kini dengan fasilitas mewah mulai wantilan megah, track masuk kawasan mangrove, hingga fasilitas parkir yang sangat luas. “Tercatat sebagai aset Pemda dan dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan,” imbuh Rentin. 7 adi