Antisipasi Lonjakan Harga, TPID Denpasar Gencarkan Operasi Pasar Jelang HBKN

7 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Dua komoditas ini, bersama bahan pangan strategis lainnya, kerap menjadi pemicu inflasi saat hari besar keagamaan nasional (HBKN) seperti Ramadan, Nyepi, dan Idul Fitri. Untuk mengantisipasi gejolak harga, TPID Kota Denpasar merancang berbagai strategi dalam high level meeting (HLM) di Denpasar,  Kamis (6/3).

Rapat dipimpin Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa, dihadiri Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Butet Linda H Panjaitan, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar Dr Andri Yudhi Supriadi, Asisten II Setda Kota Denpasar AA Gede Risnawan; pimpinan Bulog, Direktur Perumda Pasar Sewakadarma, serta anggota TPID Denpasar.

“Salah satu komoditas penyumbang utama kenaikan harga di Kota Denpasar pada periode HBKN ini yaitu komoditas pangan. Salah satunya adalah cabai rawit yang beberapa waktu lalu sempat mengalami lonjakan tajam,” kata Arya Wibawa, dalam siaran pers Bank Indonesia yang diterima NusaBali, Minggu (9/3).

Selain cabai rawit, kenaikan harga canang sari menjelang Hari Raya Nyepi juga menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, dia menegaskan perlunya strategi stabilisasi harga agar inflasi Kota Denpasar tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% (yoy).

Menurutnya, tantangan yang dihadapi Kota Denpasar dalam pengendalian inflasi salah satunya adalah terbatasnya lahan pertanian karena Denpasar bukan daerah sentra pertanian. Di sisi lain, tingginya jumlah pendatang yang bekerja di pusat perkantoran membuat permintaan bahan makanan cukup tinggi. 

“Ke depan perlu diformulasikan strategi dalam upaya menjaga stabilitas harga dalam rangka menjaga tingkat daya beli masyarakat di Kota Denpasar,” ucap Arya Wibawa.

Linda Panjaitan, memaparkan inflasi tahunan Kota Denpasar pada Februari 2025 tercatat sebesar 1,70% (yoy), sementara inflasi bulanan mengalami deflasi -0,13% (mtm) akibat diskon tarif listrik.

“Pada kurun waktu lima tahun terakhir, inflasi Kota Denpasar mempunyai tren penurunan, sementara itu inflasi bulanan mempunyai karakteristik volatilitas yang tinggi sehingga perlu untuk dicermati dan diambil langkah antisipasi apabila diperlukan,” jelasnya.

Dia menambahkan, secara historis komoditas yang sering menyumbang inflasi Kota Denpasar pada HBKN Nyepi adalah canang sari, cabai rawit, dan daging ayam ras. Sedangkan pada bulan Ramadan dan Idul Fitri inflasi umumnya didorong oleh daging ayam ras, tomat, dan minyak goreng.

“Strategi yang dapat ditempuh oleh TPID Kota Denpasar dalam pengendalian harga menjelang HBKN, jangka pendek yaitu melakukan gerakan pasar murah (GPM) dengan fokus pada komoditas pangan strategis dan kerja sama antar daerah (KAD) dalam rangka penguatan ketahanan pangan di Kota Denpasar dalam jangka menengah,” tutur Linda Panjaitan.

Kepala BPS Kota Denpasar Andri menekankan pentingnya pemantauan harga komoditas strategis secara real-time guna mengantisipasi lonjakan inflasi. Dengan pemantauan harga yang akurat dan terkini, kenaikan harga komoditas strategis dapat segera diidentifikasi dan ditindaklanjuti. “Melalui pemantauan harga secara real-time, harapannya kenaikan harga komoditas strategis dapat dimitigasi sehingga tidak melonjak terlalu tinggi,” tambahnya.

Sebagai penutup, Arya Wibawa menegaskan beberapa strategi pengendalian harga yang harus dijalankan. “Perlunya memfokuskan operasi pasar pada komoditas penyumbang inflasi pada periode HBKN, perlu adanya inovasi untuk mengantisipasi kenaikan harga canang sari dan bahan bakunya (bunga), memperbanyak ketersediaan pasokan beras dan komoditas penyumbang inflasi HBKN pada operasi pasar, serta mengarahkan penyelenggaraan operasi pasar di daerah strategis yang menjangkau masyarakat luas,” jelasnya.

Melalui sinergi dalam penguatan strategi 4K, yakni, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, Arya Wibawa berharap inflasi di Kota Denpasar tetap terkendali selama periode HBKN. 7 t
Read Entire Article